Rabu, 24 Oktober 2012

Stroke




Stroke : Telaah Lebih Jauh

Stroke (Penyakit Serebrovaskuler) adalah kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.

Stroke bisa berupa iskemik maupun perdarahan (hemoragik).
Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah.

Pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya.


PENYEBAB

Stroke


Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri yang menuju ke otak.
Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak.
Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.

Arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya.
Stroke semacam ini disebut emboli serebral, yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).

Emboli lemak jarng menyebabkan stroke.
Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yan gpecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.

Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan menyempitnya pembuluh darah yang menuju ke otak.
Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.

Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan.
Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun.
Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.

GEJALA

Sebagian besar kasus terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke).

Stroke bisa menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in evolution).
Perkembangan penyakit bisasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau tejadi beberapa perbaikan.

Gejala yang terjadi tergantung kepada daerah otak yang terkena:
- Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
- Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
- Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran
- Penglihatan ganda
- Pusing
- Bicara tidak jelas (rero)
- Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
- Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh
- Pergerakan yang tidak biasa
- Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih
- Ketidakseimbangan dan terjatuh
- Pingsan.

Kelainan neurologis yang terjadi lebih berat, lebih luas, berhubungan dengan koma atau stupor dan sifatnya menetap.
Selain itu, stroke bisa menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi.

Stroke bisa menyebabkan edema atau pembengkakan otak.
Hal ini berbahaya karena ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa lebih jauh merusak jaringan otak dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya sendiri tidak bertambah luas.

DIAGNOSA

Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan perjalanan penyakit dan hasil pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik membantu menentukan lokasi kerusakan otak.

Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI.
Kedua pemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab dari stroke, apakah perdarahan atau tumor otak.

Kadang dilakukan angiografi.

PENGOBATAN

Biasanya diberikan odsigen dan dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan.

Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan (misalnya heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke.
Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan tidak pernah diberikan kepda penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah resiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.

Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika obat tertentu yang berfungsi menghancurkan bekuan darah (misalnya streptokinase atau plasminogen jaringan) diberikan dalam waktu 3 jam setelah timbulnya stroke.
Segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan bahwa penyebabnya adalah bekuan darah dan bukan perdarahan, yang tidak bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah.

Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati memperbaiki aliran darah ke daerh tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya tidak dilakukan pembedahan.
Tetapi pengangkatan sumbatan setelah stroke ringan atau transient ischemic attack, bisa mengurangi resiko terjadinya stroke di masa yang akan datang.

Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid.
Penderita stroke yang sangat berat mungkin memerlukan respirator untuk mempertahankan pernafasan yang adekuat.

Diberikan perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena penekanan).
Kelainan yang menyertai stroke (misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi dan infeksi paru-paru) harus diobati.

Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.


REHABILITASI

Rehabilitasi intensif bisa membantu penderita untuk belajar mengatasi kelumpuhan/kecacatan karena kelainan fungsi sebagian jaringan otak.
Bagian otak lainnya kadang bisa menggantikan fungsi yang sebelumnya dijalankan oleh bagian otak yang mengalami kerusakan.

Rehabilitasi segera dimulai setelah tekanan darah, denyut nadi dan pernafasan penderita stabil.
Dilakukan latihan untuk mempertahankan kekuatan otot, mencegah kontraksi otot dan luka karena penekanan (akibat berbaring terlalu lama) dan latihan berjalan serta berbicara.


PROGNOSIS

Banyak penderita yang mengalami kesembuhan dan kembali menjalankan fungsi normalnya.
Penderita lainnya mengalami kelumpuhan fisik dan menatal dan tidak mampu bergerak, berbicara atau makan secara normal.

Sekitar 50% penderita yang mengalami kelumpuhan separuh badan dan gejala berat lainnya, bisa kembali memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri.
Mereka bisa berfikir dengan jernih dan berjalan dengan baik, meskipun penggunaan lengan atau tungkai yang terkena agak terbatas.

Sekitar 20% penderita meninggal di rumah sakit.
Yang berbahaya adalah stroke yang disertai dengan penurunan kesadaran dan gangguan pernafasan atau gangguan fungsi jantung.

Kelainan neurologis yang menetap setelah 6 bulan cenderung akan terus menetap, meskipun beberapa mengalami perbaikan.(medicastore)



Stroke Iskemik



Stroke (Penyakit Serebrovaskuler) adalah kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.


Stroke bisa berupa iskemik maupun perdarahan (hemoragik).

Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah.
Pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya.

Stroke

PENYEBAB

Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri yang menuju ke otak.
Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak.
Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.

Arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya.
Stroke semacam ini disebut emboli serebral, yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).

Emboli lemak jarng menyebabkan stroke.
Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yan gpecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.

Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan menyempitnya pembuluh darah yang menuju ke otak.
Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.

Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan.
Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun.
Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.

GEJALA

Sebagian besar kasus terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke).

Stroke bisa menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in evolution).
Perkembangan penyakit bisasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau tejadi beberapa perbaikan.

Gejala yang terjadi tergantung kepada daerah otak yang terkena:
- Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
- Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
- Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran
- Penglihatan ganda
- Pusing
- Bicara tidak jelas (rero)
- Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
- Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh
- Pergerakan yang tidak biasa
- Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih
- Ketidakseimbangan dan terjatuh
- Pingsan.

Kelainan neurologis yang terjadi lebih berat, lebih luas, berhubungan dengan koma atau stupor dan sifatnya menetap.
Selain itu, stroke bisa menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi.

Stroke bisa menyebabkan edema atau pembengkakan otak.
Hal ini berbahaya karena ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa lebih jauh merusak jaringan otak dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya sendiri tidak bertambah luas.

DIAGNOSA
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan perjalanan penyakit dan hasil pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik membantu menentukan lokasi kerusakan otak.

Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI.
Kedua pemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab dari stroke, apakah perdarahan atau tumor otak.

Kadang dilakukan angiografi.

PENGOBATAN

Biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan.

Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan (misalnya heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke.
Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan tidak pernah diberikan kepda penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah resiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.


Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika obat tertentu yang berfungsi menghancurkan bekuan darah (misalnya streptokinase atau plasminogen jaringan) diberikan dalam waktu 3 jam setelah timbulnya stroke.

Segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan bahwa penyebabnya adalah bekuan darah dan bukan perdarahan, yang tidak bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah.

Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati memperbaiki aliran darah ke daerh tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya tidak dilakukan pembedahan.

Tetapi pengangkatan sumbatan setelah stroke ringan atau transient ischemic attack, bisa mengurangi resiko terjadinya stroke di masa yang akan datang.

Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid.

Penderita stroke yang sangat berat mungkin memerlukan respirator untuk mempertahankan pernafasan yang adekuat.

Diberikan perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena penekanan).

Kelainan yang menyertai stroke (misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi dan infeksi paru-paru) harus diobati.

Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.



REHABILITASI


Rehabilitasi intensif bisa membantu penderita untuk belajar mengatasi kelumpuhan/kecacatan karena kelainan fungsi sebagian jaringan otak.

Bagian otak lainnya kadang bisa menggantikan fungsi yang sebelumnya dijalankan oleh bagian otak yang mengalami kerusakan.

Rehabilitasi segera dimulai setelah tekanan darah, denyut nadi dan pernafasan penderita stabil.

Dilakukan latihan untuk mempertahankan kekuatan otot, mencegah kontraksi otot dan luka karena penekanan (akibat berbaring terlalu lama) dan latihan berjalan serta berbicara.


PROGNOSIS


Banyak penderita yang mengalami kesembuhan dan kembali menjalankan fungsi normalnya.

Penderita lainnya mengalami kelumpuhan fisik dan menatal dan tidak mampu bergerak, berbicara atau makan secara normal.

Sekitar 50% penderita yang mengalami kelumpuhan separuh badan dan gejala berat lainnya, bisa kembali memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri.

Mereka bisa berfikir dengan jernih dan berjalan dengan baik, meskipun penggunaan lengan atau tungkai yang terkena agak terbatas.

Sekitar 20% penderita meninggal di rumah sakit.

Yang berbahaya adalah stroke yang disertai dengan penurunan kesadaran dan gangguan pernafasan atau gangguan fungsi jantung.

Kelainan neurologis yang menetap setelah 6 bulan cenderung akan terus menetap, meskipun beberapa mengalami perbaikan.(medicastore)



Perdarahan Intrakranial



Perdarahan Intrakranial adalah perdarahan di dalam tulang tengkorak.

Perdarahan bisa terjadi di dalam otak atau di sekeliling otak:
- Perdarahan yang terjadi di dalam otak disebut perdarahan intraserebral
- Perdarahan diantara otak dan rongga subaraknoid disebut perdarahan subaraknoid
- Perdarahan diantara lapisan selaput otak (meningen) disebut perdarahan subdural
- Perdarahan diantara tulang tengkorak dan selaput otak disebut perdarahan epidural.

Setiap perdarahan akan menimbulkan kerusakan pada sel-sel otak.
Ruang di dalam tulang tengkorak sangat terbatas, sehingga perdarahan dengan cepat akan menyebabkan bertambahnya tekanan dan hal ini sangat berbahaya.

PENYEBAB

Cedera kepala merupakan penyebab yang paling sering ditemukan pada penderita perdarahan intrakranial yang berusia dibawah 50 tahun.

Penyebab lainnya adalah malformasi arteriovenosa, yaitu kelainan anatomis di dalam arteri atau vena di dalam atau di sekitar otak.Malformasi arteriovenosa merupakan kelainan bawaan, tetapi baru diketahui keberadaannya jika telah menimbulkan gejala.Perdarahan dari malformasi arteriovenosa bisa secara tiba-tiba menyebabkan pingsan dan kematian, dan cenderung menyerang remaja dan dewasa muda.

Kadang dinding pembuluh darah menjadi lemah dan menonjol, yang disebut dengan aneurisma.Dinding aneurisma yang tipis bisa pecah dan menyebabkan perdarahan.
Aneurisma di dalam otak merupakan penyebab dari perdarahan intrakranial, yang bisa menyebabkan stroke hemoragik (stroke karena perdarahan).

GEJALA

PERDARAHAN INTRASEREBRAL

Perdarahan intraserebral merupakan salah satu jenis stroke, yang disebabkan oleh adanya perdarahan ke dalam jaringan otak.

Perdarahan intraserebral terjadi secara tiba-tiba, dimulai dengan sakit kepala, yang diikuti oleh tanda-tanda kelainan neurologis (misalnya kelemahan, kelumpuhan, mati rasa, gangguan berbicara, gangguan penglihatan dan kebingungan).Sering terjadi mual, muntah, kejang dan penurunan kesadaran, yang bisa timbul dalam waktu beberapa menit.

Biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan dan MRI untuk membedakan stroke iskemik dengan stroke perdarahan.
Pemeriksaan tersebut juga bisa menunjukkan luasnya kerusakan otak dan peningkatan tekanan di dalam otak.

Pungsi lumbal biasanya tidak perlu dilakukan, kecuali jika diduga terdapat meningitis atau infeksi lainnya.

Pembedahan bisa memperpanjang harapan hidup penderita, meskipun meninggalkan kelainan neurologis yang berat.Tujuan pembedahan adalah untuk membuang darah yang telah terkumpul di dalam otak dan untuk mengurangi tekanan di dalam tengkorak.

Perdarahan intraserebral merupakan jenis stroke yang paling berbahaya. Stroke biasanya luas, terutama pada penderita tekanan darah tinggi menahun. Lebih dari separuh pendeirta yang memiliki perdarahan yang luas, meninggal dalam beberapa hari.
Penderita yang selamat biasanya kembali sadar dan sebagian fungsi otaknya kembali, karena tubuh akan menyerap sisa-sisa darah.

PERDARAHAN SUBARAKNOID

Perdarahan subaraknoid adalah perdarahan tiba-tiba ke dalam rongga diantara otak dan selaput otak (rongga subaraknoid).

Sumber dari perdarahan adalah pecahnya dinding pembuluh darah yang lemah (apakah suatu malformasi arteriovenosa ataupun suatu aneurisma) secara tiba-tiba.Kadang aterosklerosis atau infeksi menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah sehingga pembuluh darah pecah.Pecahnya pembuluh darah bisa terjadi pada usia berapa saja, tetapi paling sering menyerang usia 25-50 tahun.Perdarahan subaraknoid jarang terjadi setelah suatu cedera kepala.

Perdarahan subaraknoid karena aneurisma biasanya tidak menimbulkan gejala. Kadang aneurisma menekan saraf atau mengalami kebocoran kecil sebelum pecah, sehingga menimbulkan pertanda awal, seperti sakit kepala, nyeri wajah, penglihatan ganda atau gangguan penglihatan lainnya.Pertanda awal bisa terjadi dalam beberapa menit sampai beberapa minggu sebelum aneurisma pecah. Jika timbul gejala-gejala tersebut harus segera dibawa ke dokter agar bisa diambil tindakan untuk mencegah perdarahan yang hebat.

Pecahnya aneurisma biasanya menyebabkan sakit kepala mendadak yang hebat, yang seringkali diikuti oleh penurunan kesadaran sesaat. Beberapa penderita mengalami koma, tetapi sebagian besar terbangun kembali, dengan perasaan bingung dan mengantuk.

Darah dan cairan serebrospinal di sekitar otak akan mengiritasi selaput otak (meningen), dan menyebabkan sakit kepala, muntah dan pusing.Denyut jantung dan laju pernafasan sering naik turun, kadang disertai dengan kejang.
Dalam beberapa jam bahkan dalam beberapa menit, penderita kembali mengantuk dan linglung.Sekitar 25% penderita memiliki kelainan neurologis, yang biasanya berupa kelumpuhan pada satu sisi badan.

Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan CT scan, yang bisa menunjukkan lokasi dari perdarahan.Jika diperlukan, bisa dilakukan pungsi lumbal untuk melihat adanya darah di dalam cairan serebrospinal.Angiografi dilakukan untuk memperkuat diagnosis dan sebagai panduan jika dilakukan pembedahan.

Sekitar sepertiga penderita meninggal pada episode pertama karena luasnya kerusakan otak.
15% penderita meninggal dalam beberapa minggu setelah terjadi perdarahan berturut-turut.
Penderita aneurisma yang tidak menjalani pembedahan dan bertahan hidup, setelah 6 bulan memiliki resiko sebanyak 5% untuk terjadinya perdarahan.Banyak penderita yang sebagian atau seluruh fungsi mental dan fisiknya kembali normal, tetapi kelainan neurologis kadang tetap ada.

Penderita segera dirawat dan tidak boleh melakukan aktivitas berat.
Obat pereda nyeri diberikan untuk mengatasi sakit kepala hebat.
Kadang dipasang selang drainase di dalam otak untuk mengurangi tekanan.

Pembedahan untuk menyumbat atau memperkuat dinding arteri yang lemah, bisa mengurangi resiko perdarahan fatal di kemudian hari.Pembedahan ini sulit dan angka kematiannya sangat tinggi, terutama pada penderita yang mengalami koma atau stupor.Sebagian besar ahli bedah menganjurkan untuk melakukan pembedahan dalam waktu 3 hari setelah timbulnya gejala. Menunda pembedahan sampai 10 hari atau lebih memang mengurangi resiko pembedahan tetapi meningkatkan kemungkinan terjadinya perdarahan kembali. (medicastore)



Serangan Iskemik Sesaat



Serangan Iskemik Sesaat (Transient Ischemic Attacks, TIA) adalah gangguan fungsi otak yang merupakan akibat dari berkurangnya aliran darah ke otak untuk sementara waktu.

TIA lebih banyak terjadi pada usia setengah baya dan resikonya meningkat sejalan dengan bertambahnya umur.
Kadang-kadang TIA terjadi pada anak-anak atau dewasa muda yang memiliki penyakit jantung atau kelainan darah.



Serangan Iskemik Sesaat

PENYEBAB

Serpihan kecil dari endapan lemak dan kalsium pada dinding pembuluh darah (ateroma) bisa lepas, mengikuti aliran darah dan menyumbat pembuluh darah kecil yang menuju ke otak, sehingga untuk sementara waktu menyumbat aliran darah ke otak dan menyebabkan terjadinya TIA.

Resiko terjadinya TIA meningkat pada:
- tekanan darah tinggi
- aterosklerosis
- penyakit jantung (terutama pada kelainan katup atau irama jantung)
- diabetes
- kelebihan sel darah merah (polisitemia).

GEJALA

TIA terjadi secara tiba-tiba dan biasanya berlangsung selama 2-30 menit, jarang sampai lebih dari 1-2 jam.

Gejalanya tergantung kepada bagian otak mana yang mengalami kekuranan darah:
- Jika mengenai arteri yang berasal dari arteri karotis, maka yang paling sering ditemukan adalah kebutaan pada salah satu mata atau kelainan rasa dan kelemahan
- Jika mengenai arteri yang berasal dari arteri vertebralis, biasanya terjadi pusing, penglihatan ganda dan kelemahan menyeluruh.

Gejala lainnya yang biasa ditemukan adalah:
- Hilangnya rasa atau kelainan sensasi pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
- Kelemahan atau kelumpuhan pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
- Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran
- Penglihatan ganda
- Pusing
- Bicara tidak jelas
- Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
- Tidak mampu mengenali bagian tubuh
- Gerakan yang tidak biasa
- Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih
- Ketidakseimbangan dan terjatuh
- Pingsan.

Gejala-gejala yang sama akan ditemukan pada stroke, tetapi pada TIA gejala ini bersifat sementara dan reversibel. Tetapi TIA cenderung kambuh; penderita bisa mengalami beberapa kali serangan dalam 1 hari atau hanya 2-3 kali dalam beberapa tahun.
Sekitar sepertiga kasus TIA berakhir menjadi stroke dan secara kasar separuh dari stroke ini terjadi dalam waktu 1 tahun setelah TIA.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.
Karena tidak terjadi kerusakan otak, maka diagnosis tidak dapat ditegakkan dengan bantuan CT scan maupun MRI.

Digunakan beberapa teknik untuk menilai kemungkinan adanya penyumbatan pada salah satu atau kedua arteri karotis.
Aliran darah yang tidak biasa menyebabkan suara (bruit) yang terdengar melalui stetoskop.
Dilakukan skening ultrasonik dan teknik Doppler secara bersamaan untuk mengetahui ukuran sumbatan dan jumlah darah yang bisa mengalir di sekitarnya.
Angiografi serebral dilakukan untuk menentukan ukuran dan lokasi sumbatan.

Untuk menilai arteri karotis biasanya dilakukan pemeriksaan MRI atau angiografi, sedangkan untuk menilai arteri vertebralis dilakukan pemeriksaan ultrasonik dan teknik Doppler.
Sumbatan di dalam arteri vertebral tidak dapat diangkat karena pembedahannya lebih sulit bila dibandingkan dengan pembedahan pada arteri karotis.

PENGOBATAN

Tujuan pengobatan adalah untuk mencegah stroke.
Faktor resiko utama untuk stroke adalah tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, merokok dan diabetes; karena itu langkah pertama adalah memperbaiki faktor-faktor resiko tersebut.

Obat-obatan diberikan untuk mengurangi kecenderungan pembentukan bekuan darah, yang merupakan penyebab utama dari stroke.
Salah satu obat yang paling efektif adalah Aspirin.
Kadang diberikan dipiridamol, tetapi obat ini hanya efektif untuk sebagian kecil penderita.
Untuk yang alergi terhadap Aspirin, bisa diganti dengan tiklopidin.
Jika diperlukan obat yang lebih kuat, bisa diberikan antikoagulan (misalnya heparin atau warfarin).

Luasnya penyumbatan pada arteri karotis membantu dalam menentukan pengobatan.
Jika lebih dari 70% pembuluh darah yang tersumbat dan penderita memiliki gejala yang menyerupai stroke selama 6 bulan terakhir, maka perlu dilakukan pembedahan untuk mencegah stroke.

Sumbatan yang kecil diangkat hanya jika telah menyebabkan TIA yang lebih lanjut atau stroke.

Pada pembedahan enarterektomi, endapan lemak (ateroma) di dalam arteri dibuang.
Pembedahan ini memiliki resiko terjadinya stroke sebesar 2%.
Pada sumbatan kecil yang tidak menimbulkan gejala sebaiknya tidak dilakukan pembedahan, karena resiko pembedahan tampaknya lebih besar.(medicastore)




Hemorrhagic Stroke : Dengan Pendarahan



Stroke Hemorrhagic meliputi pendarahan di dalam otak (intracerebral hemorrhage) dan pendarahan di antara bagian dalam dan luar lapisan pada jaringan yang melindungi otak (subarachnoid hemorrhage).

Terdapat dua jenis utama pada stroke yang mengeluarkan darah : (intracerebral hemorrhage dan (subarachnoid hemorrhage. Gangguan lain yang meliputi pendarahan di dalam tengkorak termasuk epidural dan hematomas subdural, yang biasanya disebabkan oleh luka kepala. Gangguan ini menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak dipertimbangkan sebagai stroke.
Pecah dan retak : Penyebab Hemorrhagic Stroke

Ketika pembuluh darah pada otak lemah, tidak normal, atau dibawah tekanan yang tidak semestinya, stroke yang mengeluarkan darah bisa terjadi. Pada stroke yang mengeluarkan darah, pendarahan bisa terjadi di dalam otak, sebagai intracerebral hemorrhage. Atau pendarahan bisa terjadi diantara bagian dalam dan tengah lapisan pada jaringan yang melindungi otak (pada ruang subarachnoid), sebagai subarachnoid hemorrhage.(medicastore)



Intracerebral Hemorrhage : Pendarahan didalam Otak



Intracerebral hemorrhage adalah pendarahan di dalam otak.

* Intracerebral hemorrhage biasanya diakibatkan dari tekanan darah tinggi kronis.
* Gejala awal seringkali sakit kepala hebat.
* Diagnosa didasarkan pada gejala dan hasil penelitian fisik dan tes imaging.
* Pengobatan bisa termasuk vitamin K, transfusi, dan, jarang, operasi untuk mengangkat darah yang terkumpul.

Intracerebral hemorrhage. berjumlah sekitar 10% dari seluruh stroke tetapi persentasenya kematian lebih tinggi dari disebabkan stroke. Di antara orang yang berusia lebih tua dari 60 tahun, intracerebral hemorrhage lebih sering terjadi dibandingkan subarachnoid hemorrhage.


PENYEBAB


Intracerebral hemorrhage sangat sering terjadi ketika tekanan darah tinggi kronis melemahkan arteri kecil, menyebabkannya menjadi pecah. Penggunaan kokain dan ampetamin bisa menyebabkan tekanan darah yang sangat tinggi dan pendarahan untuk sementara waktu. Pada beberapa orang yang tua, protein tidak normal disebut amyloid yang menumpuk pada arteri otak. Penumpukan ini (disebut amyloid angiopathy) melemahkan arteri dan bisa menyebabkan pendarahan.

Umumnya tidak banyak penyebabnya termasuk ketidaknormalan pembuluh darah yang ada ketika lahir, luka, tumor, peradangan pada pembuluh darah (vasculitis), gangguan pendarahan, dan penggunaan antikoagulan dalam dosis yang terlalu tinggi. Gangguan pendarahan dan penggunaan antikoagulan meningkatkan resiko sekarat dari intracerebral hemorrhage.

GEJALA

Intracerebral hemorrhage mulai dengan tiba-tiba. Dalam sekitar setengah orang, hal itu diawali dengan sakit kepala berat, seringkali selama aktifitas. Meskipun begitu, pada orang tua, sakit kepala kemungkinan ringan atau tidak ada. Dugaan gejala terbentuknya disfungsi otak dan menjadi memburuk sebagaimana peluasan pendarahaan.

Beberapa gejala, seperti lemah, lumpuh, kehilangan perasa, dan mati rasa, seringkali mempengaruhi hanya salah satu bagian tubuh. orang kemungkinan tidak bisa berbicara atau menjadi pusing. Penglihatan kemungkinan terganggu atau hilang. Mata bisa di ujung perintah yang berbeda atau menjadi lumpuh. Pupil bisa menjadi tidak normal besar atau kecil. Mual, muntah, serangan, dan kehilangan kesadaran adalah biasa dan bisa terjadi di dalam hitungan detik sampai menit.

DIAGNOSA

Dokter bisa seringkali mendiagnosa intracerebral hemorrhage berdasarkan gejala-gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Meskipun begitu, computed tomography (CT) atau Magnetic resonance imaging (MRI) juga dilakukan. Kedua tes bisa membantu dokter membedakan stroke yang mengeluarkan darah dari stroke ischemic. Tes tersebut bisa juga menunjukkan seberapa jaringan otak yang telah rusak dan apakah tekanan meningkat pada daerah otak. Kadar gula darah diukur karena kadar gula darah yang rendah bisa menyebabkan gejala yang serupa pada mereka yang terkena stroke.

PENGOBATAN

Pendarahan intracerebral lebih mungkin menjadi fatal dibandingkan stroke ischemic. Pendarahan tersebut biasanya besar dan catastrophic, khususnya pada orang yang mengalami tekanan darah tinggi yang kronis. Lebih dari setengah orang yang mengalami pendarahan besar meninggal dalam beberapa hari. Mereka yang bertahan hidup biasanya kembali sadar dan beberapa fungsi otak bersamaan dengan waktu. Meskipun begitu, kebanyakan tidak sembuh seluruhnya fungsi otak yang hilang.

Pengobatan pada pendarahan intracerebral berbeda dari stroke ischemic. Anticoagulant (seperti heparin dan warfarin), obat-obatan trombolitik, dan obat-obatan antiplatelet (seperti aspirin) tidak diberikan karena membuat pendarahan makin buruk. Jika orang yang menggunakan antikoagulan mengalami stroke yang mengeluarkan darah, mereka bisa memerlukan pengobatan yang membantu penggumpalan darah seperti :

* Vitamin K, biasanya diberikan secara infuse.
* Transfusi atau platelet.
* Transfusi darah yang telah mempunyai sel darah dan pengangkatan platelet (plasma segar yang dibekukan).
* Pemberian infus pada produk sintetis yang serupa pada protein di dalam darah yang membantu darah untuk menggumpal (faktor penggumpalan).

Operasi untuk mengangkat penumpukan darah dan menghilangkan tekanan di dalam tengkorak, bahkan jika hal itu bisa menyelamatkan hidup, jarang dilakukan karena operasi itu sendiri bisa merusak otak. Juga, pengangkatan penumpukan darah bisa memicu pendarahan lebih, lebih lanjut kerusakan otak menimbulkan kecacatan yang parah. Meskipun begitu, operasi ini kemungkinan efektif untuk pendarahan pada kelenjar pituitary atau pada cerebellum. Pada beberapa kasus, kesembuhan yang baik adalah mungkin. (medicastore)




Subarachnoid Hemorrhage : Pendarahan Gawat Otak



Subarachnoid hemorrhage adalah pendarahan ke dalam ruang (ruang subarachnoid) diantara lapisan dalam (pia mater) dan lapisan tengah (arachnoid mater) para jaringan yang melindungan otak (meninges).


* Penyebab yang paling umum adalah pecahnya tonjolan pada pembuluh (aneurysm).

* Biasanya, pecah pada pembuluh menyebabkan tiba-tiba, sakit kepala berat, seringkali diikuti kehilangan singkat pada kesadaran.
* Computed tomography, kadangkala spinal tap belakang, dan angiography dilakukan untuk memastikan diagnosa.
* Obat-obatan digunakan untuk menghilangkan sakit kepala dan untuk mengendalikan tekanan darah, dan operasi dilakukan untuk menghentikan pendarahan.

Subarachnoid hemorrhage adalah gangguan yang mengancam nyawa yang bisa cepat menghasilkan cacat permanen yang serius. Hal ini adalah satu-satunya jenis stroke yang lebih umum diantara wanita.

PENYEBAB

Subarachnoid hemorrhage biasanya dihasilkan dari luka kepala. Meskipun begitu, pendarahan mengakibatkan luka kepala yang menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak dipertimbangankan sebagai stroke.

Subarachnoid hemorrhage dipertimbangkan sebagai sebuah stroke hanya ketika hal itu terjadi secara spontan-yaitu, ketika pendarahan tidak diakibatkan dari kekuatan luar, seperti kecelakaan atau jatuh. Pendarahan spontan biasanya diakibatkan dari pecahnya secara tiba-tiba aneurysm di dalam arteri cerebral. Aneurysms menonjol pada daerah yang lemah pada dinding arteri. Aneurysms biasanya terjadi dimana cabang nadi. Aneurysms kemungkinan hadir ketika lahir (congenital), atau mereka berkembang kemudian, setelah tahunan tekanan darah tinggi melemahkan dinding arteri. Kebanyakan subarachnoid hemorrhage diakibatkan dari aneurysm sejak lahir.

Agak sering terjadi, subarachnoid hemorrhage diakibatkan dari pecahnya jaringan tidak normal antara arteri dengan pembuluh (arteriovenous malformation) di otak atau sekitarnya. Arteriovenous malformation kemungkinan ada sejak lahir, tetapi hal ini biasanya diidentifikasikan hanya jika gejala terjadi. Jarang, penggumpalan darah terbentuk pada klep jantung yang terinfeksi, mengadakan perjalanan (menjadi embolus) menuju arteri yang mensuplai otak, dan menyebabkan arteri menjadi meradang. Arteri tersebut bisa kemudian melemah dan pecah.

Anda perlu tahu
Hampir setengah orang yang menderita subarachnoid hemorrhage meninggal sebelum mereka sampai di rumah sakit.

GEJALA

Sebelum pecah aneurysm biasanya tidak menyebabkan gejala-gejala sampai menekan saraf atau bocornya darah dalam jumlah sedikit, biasanya sebelum pecahnya besar (yang menyebabkan sakit kepala). Kemudian menghasilkan tanda bahaya, seperti berikut di bawah ini :

* Sakit kapala, yang bisa tiba-tiba tidak seperti biasanya dan berat (kadangkala disebut sakit kepala thunderclap).
* Nyeri muka atau mata.
* Penglihatan ganda.
* Kehilangan penglihatan sekelilingnya.

Tanda bahaya bisa terjadi hitungan menit sampai mingguan sebelum pecah. Orang harus melaporkan segala sakit kepala yang tidak biasa kepada dokter dengan segera.

Pecahnya bisa terjadi karena hal yang tiba-tiba, sakit kepala hebat yang memuncak dalam hitungan detik. Hal ini seringkali diikuti dengan kehilangan kesadaran yang singkat. Hampir separuh orang yang terkena meninggal sebelum sampai di rumah sakit. Beberapa orang tetap dalam koma atau tidak sadar.

Yang lainnya tersadar, merasa pusing dan mengantuk. Mereka bisa merasa gelisah. Dalam hitungan jam atau bahkan menit, orang bisa kembali menjadi mengantuk dan bingung. Mereka bisa menjadi tidak bereaksi dan sulit untuk bangun. D

alam waktu 24 jam, darah dan cairan cerebrospinal disekitar otak melukai lapisan pada jaringan yang melindungi otak (meninges), menyebabkan leher kaku sama seperti sakit kepala berkelanjutan, sering muntah, pusing, dan rasa sakit di punggung bawah. Frekwensi naik turun pada detak jantung dan bernafas seringkali terjadi, kadangkala disertai kejang.

Sekitar 25% orang mengalami gejala-gejala yang mengindikasikan kerusakan pada bagian spesifik pada otak, seperti berikut di bawah ini :

* Kelelahan atau lumpuh pada salah satu bagian tubuh (paling sering terjadi).
* Kehilangan perasa pada salah satu bagian tubuh.
* Kesulitan memahami dan menggunakan bahasa (aphasia). Gangguan hebat bisa terjadi dan menjadi permanen dalam hitungan menit atau jam. Demam adalah hal yang biasa selama 5 sampai 10 hari pertama. subarachnoid hemorrhage bisa menyebabkan beberapa masalah serius lainnya :
* Hydrocephalus : dalam waktu 24 jam. Darah dari subarachnoid hemorrhage bisa menggumpal. Darah yang menggumpal bisa mencegah cairan di sekitar otak (cairan cerebrospinal) dari kekeringan seperti normalnya. Akibatnya, penumpukan darah di dalam otak, meningkatkan tekanan di dalam tengkorak. Hydrocephalus bisa menyebabkan gejala-gejala seperti sakit kepala, mengantuk, pusing, mual, dan muntah dan bisa meningkatkan resiko pada koma dan kematian.
* Vasospasm : sekitar 3 sampai 10 hari setelah pendarahan, arteri di dalam otak bisa kontraksi (kejang), membatasi aliran darah menuju otak. Kemudian, jaringan otak bisa tidak mendapatkan cukup oksigen dan bisa mati, seperti stroke ischemic. Vasopasm bisa menyebabkan gejala yang serupa pada stroke ischemic, seperti kelemahan atau kehilangan perasa pada salah satu bagian tubuh, kesulitan menggunakan atau memahami bahasa, vertigo, dan koordinasi lemah.
* Pecahan kedua : kadangkala pecahan kedua terjadi, biasanya dalam waktu seminggu.

DIAGNOSA

Jika orang mengalami secara tiba-tiba, sakit kepala hebat yang puncaknya dalam hitungan detik disertai oleh berbagai gejala yang diduga stroke, mereka harus segera pergi ke rumah sakit. Computed tomography (CT) dilakukan untuk memeriksa pendarahan. Ketukan tulang belakang (lumbar puncture) dilakukan jika CT tidak meyakinkan atau tidak tersedia.

Hal itu bisa mendeteksi darah apa saja di dalam cairan cerebrospinal. Ketukan tulang belakang tidak dilakukan jika dokter menduga bahwa tekanan di dalam tengkorak meningkat. Cerebral angiography dilakukan segera mungkin untuk memastikan diagnosa dan untuk mengidentifikasikan lokasi aneurysm atau arteriovenous malformation menyebabkan pendarahan.

Magnetic resonance angiography atau CT angiography kemungkinan digunakan sebagai pengganti.

PENGOBATAN

Prognosis Sekitar 35 % orang meninggal ketika mereka mengalami subarachnoid hemorrhage yang menyebabkan aneurysm karena hal itu mengakibatkan kerusakan otak yang luas. 15 % orang yang lainnya meninggal dalam beberapa minggu karena pendarahan dari pecahan kedua. Orang yang bertahan untuk 6 bulan tetapi yang tidak melakukan operasi untuk aneurysm memiliki 3% kemungkinan mengalami pecahan lainnya setiap tahun.

Kelihatannya adalah baik ketika penyebabnya adalah arteriovenous malformation. Kadangkala, pendarahan disebabkan oleh kerusakan kecil yang tidak terdeteksi oleh cerebral angiography karena kerusakan telah tertutupi dengan sendirinya. Dalam beberapa kasus, kelihatannya adalah sangat baik. Beberapa orang kebanyakan atau keseluruhan sembuh dan fungsi fisik setelah subarachnoid hemorrhage.

Orang yang mengalami subarachnoid hemorrhage dirawat di rumah sakit dengan segera. Istirahat total tanpa alasan adalah perlu. Analgesik seperti opoid (tetapi bukan aspirin atau obat-obatan anti-inflammatory nonsteroidal lainnya, yang dapat memperburuk pendarahan) diberikan untuk mengendalikan sakit kepala hebat. Pelembut tinja diberikan untuk mencegah bersusah payah selama buang air besar.

Nimodipine, penghambat saluran kalsium, biasanya diberikan melalui mulut untuk mencegah vasospasm dan stroke ischemis berikutnya. Dokter melakukan penghitungan (seperti memberikan obat-obatan dan menyesuaikan jumlah cairan infus yang diberikan) untuk menjaga tekanan darah pada level rendah yang cukup untuk menghindari pendarahan lebih lanjut dan cukup tinggi untuk menjaga aliran darah menuju bagian-bagian rusak pada otak. Kadangkala, potongan tabung plastik (shunt) kemungkinan diletakkan di dalam otak untuk mengeringkan cairan cerebrospinal keluar dari otak. Prosedur ini menghilangkan tekanan dan mencegah hydrochepalus.

Untuk orang yang mengalami aneurysm, prosedur operasi dilakukan untuk mengisolasi, memblok, atau mendukung dinding pada arteri yang lemah dan dengan demikian mengurangi resiko fatal pada pendarahan kemudian. Prosedur ini sulit, dan dengan mengabaikan bagian mana yang digunakan, resiko kematian adalah tinggi, khususnya untuk orang yang dalam keadaan pingsan atau koma. Waktu yang paling tepat untuk operasi adalah kontroversial dan harus diputuskan berdasarkan keadaan orang tersebut. kebanyakan ahli bedah saraf menganjurkan operasi dalam waktu 24 jam sejak dimulainya gejala, sebelum hydrocepalus dan vasopasm berkembang.

Jika operasi tidak dapat dilakukan secepat ini, prosedur tersebut kemungkinan ditunda 10 hari untuk mengurangi resiko pada operasi, tetapi kemudian pendarahan lebih mungkin untuk terulang karena jangka waktu menunggu lebih lama. Prosedur yang biasanya dipakai, disebut operasi neuroendovascular, meliputi memasukkan kawat bergulung ke dalam aneurysm.

Gulungan dipasang menggunakan kateter yang dimasukkan ke dalam arteri dan disusupkan ke dalam aneurysm. Dengan begitu, prosedur ini tidak memerlukan pembukaan tengkorak. Dengan aliran darah yang lambat melalui aneurysm, gulungan menaikkan pembentukan gumpalan, yang menutup aneurysm dan mencegah dari pecah.

Operasi neuroendovascular bisa sering dilakukan pada waktu yang sama dengan angiography cerebral, ketika aneurysm didiagnosa. Jarang, penjepit (klip) baja ditempatkan melintangi aneurysm. Prosedur ini mencegah darah masuk ke aneurysm dan menghilangkan resiko pecah. Penjepit tinggal ditempatnya secara permanen. Kebanyakan penjepit yang diletakkan 15 sampai 20 tahun kemudian dipengaruhi oleh kekuatan magnet dan bisa berubah letak selama magnetic resonance imaging (MRI).

Orang yang memiliki penjepit ini harus memberitahukan kepada dokter mereka jika MRI menjadi pertimbangan. Penjepit baru tidak bisa dipengaruhi oleh kekuatan magnet.

Apa yang perlu kita lakukan

Setelah stroke, orang tua lebih mengkin mengalami masalah, seperti luka tekanan, pneumonia, otot memendek secara permanen (contractures) yang membatasi gerakan, dan depresi.

Orang yang lebih tua lebih mungkin telah siap mengalami gangguan yang membatasi pengobatan pada stroke. Misal, mereka bisa mengalami tekanan darah tinggi atau pendarahan lambung yang mencegah mereka dari menggunakan antikoagulan untuk mengurangi resiko pada darah menggumpal. Beberapa pengobatan, seperti endarterectomy, lebih mungkin menyebabkan komplikasi pada orang yang lebih tua.

Meskipun demikian, keputusan pengobatan harus didasarkan pada kesehatan orang tersebut dibandingkan pada usia itu sendiri. Beberapa gangguan yangs sering teradi pada orang yang lebih tua bisa berhubungan dengan kesembuhan mereka setelah stroke, seperti berikut di bawah ini :
*Orang dengan dementia bisa tidak mengerti apa yang diperlukan oleh mereka untuk rehabilitasi.
* Orang dengan gagal jantung atau gangguan jantung lainnya bisa beresiko memiliki stroke lainnya atau serangan jantung yang dipicu oleh usaha selama rehabilitasi. Kesembuhan yang baik lebih mungkin ketika orang tua yang memiliki anggota keluarga atau perawat untuk menolong, keadaan tempat tinggal yang memberikan fasilitas kemudahan (misal, tempat tinggal di lantai bawah dan dekat dengan toko), dan sumber dana untuk membayar rehabilitasi. Karena kesembuhan setelah stroke bergantung pada banyaknya factor medis , sosial, keuangan, dan gaya hidup, rehabilitasi dan perawatan orang tua harus didesign secara individual dan diatur oleh kelompok praktisi pemerhati kesehatan (termasuk perawat, psikolog, dan pekerja sosial seperti dokter atau terapis). Anggota tim bisa juga menyediakan informasi mengenai sumber dan strategi untuk membantu orang yang mengalami stroke dan pemberi perhatian mereka dengan kehidupan sehari-hari .(medicastore) 




Pemeriksaan Medis Penyakit Otak dan Syaraf

Sinar-X Pada Tengkorak



Walaupun ini terbatas untuk evaluasi trauma kepala, sinar-X pada tengkorak sangat berharga untuk pemeriksaan kelainan pada dasar tengkorak dan cungkup tulang cranial. Ini juga memungkinkan dokter mempelajari problem-problem tulang tengkorak yang disebabkan oleh penyakit-penyakit lain.

Sinar-X pada tengkorak mengevaluasi tiga kelompok tulang yang menutup kepala: calvaria (disebut cungkup tengkorak), mandibula (dikenal sebagai tulang rahang), dan tulang-tulang wajah. Cungkup dan tulang-tulang wajah dihubungkan oleh sendi-sendi yang tidak dapat bergerak dan mempunyai tepi bergerigi yang disebut sutura. Secara keseluruhan tulang-tulang pada tengkorak merupakan struktur yang kompleks sehingga memerlukan pemeriksaan yang lengkap memrlukan beberapa kali penyinaran sinar-X pada setiap area. .

Mengapa tes ini dilakukan?

Sinar-X pada tengkorak dilakukan karena beberapa alas an berikut ini:

1. Untuk membantu mendeteksi patah tulang setelah trauma kepala.
2. Untuk membantu diagnosa tumor pada kelenjar hipofise, yaitu organ kecil berbentuk oval yang melekat pada otak.
3. Untuk mendeteksi problem-problem tulang tengkorak yang timbul sejak lahir atau karena penyebab penyakit lain.

Apa yang harus Anda ketahui sebelum tes?

1. Teknisi sinar-X akan melakukan tes ini, biasanya di bagian radiology. Tes akan berlangsung sekitar 15 menit dan tidak menimbulkan rasa nyeri.
2. Anda tidak perlu berpuasa atau membatasi cairan sebelum tes. Tetapi Anda harus melepas kacamata atau perhiasan apapun yang ada pada lapangan penyinaran. Jika Anda memkai gigi palsu, Anda harus melepasnya.

Apa yang terjadi selama tes?

1. Anda akan dibaringkan pada meja penyinaran atau duduk di kursi dan diminta untuk tidak bergerak. Mungkin digunakan bantalan busa, kantong asir atau pita kepala untuk menahan kepala Anda dan agar Anda merasa nyaman.
2. Teknisi biasanya melakukan lima kali penyinaran yang berbeda-beda pada kepala Anda. Film sinar-X dicetak dan dicek kualitasnya sebelum Anda meninggalkan tempat tersebut.

Apa yang dimaksud dengan hasil yang normal?

Dokter ahli radiology menginterpretasikan hasil sinar-X. Ini adalah dokter spesialis yang mengevaluasi ukuran, bentuk, ketebalan dan posisi tulang pada kepala, pembuluh darah, dan struktur-struktur lain. Semuanya harus tampak normal sesuai umur penderita.

Apa yang dimaksud dengan hasil abnormal?

Sinar-X pada tengkorak sering dapat menunjukkan adanya patah tulang pada kalvia atau dasar tengkorak. Akan tetapi, ini tidak dapat menunjukkan patah tulang pada dasar jika tulang yang di tempat tersebut padat. .

Sinar-X pada tengkorak dapat juga memperlihatkan problem-problem yang timbul sejak lahir. Sebagai tambahan, ini juga dapat menunjukkan daerah otak yang terjadi penumpukan kalsium terlalu banyak. Tumor-tumor otak tertentu, seperti oligodendroglioma atau meningioma, mengandung kalsium.

Sinar-X pada tengkorak dapat menampakkan perubahan pada struktur tengkorak yang disebabkan oleh penyakit lain seperti penyakit Paget


Angiografi Pembuluh Darah Otak (Angiography Cerebral)

Tes yang disebut oleh dokter angiography cerebral ini meliputi penyinaran sinar-X pada pembuluh darah otak setelah injeksi cairan kontras khusus pada arteri di leher, paha dalam, atau area lainnya. Cairan kontras ini akan tampak pada penyinaran ketika mencapai otak dan disirkulasikan melalui pembuluh darah.

Biasanya angiography cerebral ini dilakukan jika dokter menduga ada kelainan pada pembuluh darah otak. Pada awalnya kelainan ini didukung dengan hasil pemeriksaan scanning tomografi terkomputer (CAT scan) pada otak atau fungsi spinal.

Mengapa angiography cerebral ini dilakukan

Angiografi dilakukan karena beberapa alasan berikut ini :

1. Untuk mendeteksi problem pada pembuluh darah yang ada di dalam atau yang menuju otak (contohnya, aneurysma, malformasi pembuluh darah, trombosis, penyempitan atau penyumbatan)
2. Untuk mempelajari pembuluh darah otak yang letaknya tidak normal (karena tumor, gumpalan darah, pembengkakan, spasme, tekanan otak meningkat, atau hydrocephalus)
3. Untuk menentukan pemasangan penjepit pembuluh darah pada saat pembedahan dan untuk mencek kondisi pembuluh tersebut.

Apa yang harus Anda ketahui sebelumnya?

1. Anda akan mempelajari tes tersebut, termasuk siapa yang akan melakukan tes angiography cerebral ini, dimana, dan berapa lama tes akan berjalan (biasanya 2 sampai 4 jam, tergantung pada permintaan tes). Anda akan diposisikan pada meja penyinaran, dan kepala Anda dimobilisasi, serta Anda tidak boleh bergerak.
2. Katakan pada dokter atau perawat jika Anda alergi terhadap yodium, bahan-bahan yang mengandung yodium (seperti kerang atau udang), atau cairan kontras yang digunakan pada tes-tes lainnya. Anda diberitahu tentang kemungkinan efek samping dari cairan kontras yang diinjeksikan pada tes angiografi pembuluh darah.
3. Anda perlu berpuasa selama 8 sampai 10 jam sebelum tes.
4. Anda akan mengenakan pakaian rumah sakit dan melepas semua perhiasan, gigi palsu, dan jepit rambut. Pastikan untuk buang air kecil sebelum meninggalkan ruangan.
5. Anda akan mendapat obat tidur dan obat lainnya selama 30 sampai 45 menit sebelum tes. Anda juga akan mendapat obat anestesi local. (Beberapa orang, terutama anak-anak akan mendapat anestesi umum)
6. Anda perlu menandatangani surat yang menyatakan persetujuan Anda untuk melakukan tes angiografi pembuluh darah. Pastikan untuk membacanya dengan hati-hati dan tanyakan jika ada bagian yang tidak Anda mengerti.

Apa yang tejadi selama tes?

1. Anda akan dibaringkan pada meja penyinaran pada saat dilakukan injeksi. Anda perlu berbaring dengan posisi lengan di sisi Anda.
2. Anestesi local disuntikkan. Kemudian jarum dimasukkan ke arteri.
3. Setelah dilakukan sinar-X untuk melihat letak jarum, dokter menginjeksikan cairan kontras khusus. Anda akan merasa seperti terbakar sesaat pada saat cairan kontras disuntikkan. Setelah itu Anda akan merasa hangat dan kemerahan, nyeri kepala sebentar, atau merasa asin di mulut. Bahkan mungkin Anda akan mual dan muntah.
4. Setelah injekdi, dilakukan penyinaran sinar-X, hasilnya diproses, dan dilihat. Tergantung pada hasil tersebut, mungkin akan dimasukkan cairan kontras lagi dan dilakukan penyinaran sinar-X serial.
5. Jika sudah didapatkan hasil penyinaran sinar-X serial yang memuaskan, dokter menarik jarum. Perawat akan mencek apakah ada perubahan dan memasang perban.

Apa yang terjadi setelah tes?

1. Biasanya, Anda akan beristirahat di tempat tidur selama 12 sampai 24 jam dan mendapat obat untuk nyeri. Perawat akan memeriksa Anda setiap jam selama 4 jam pertama dan kemudian tiap 4 jam.
2. Anda akan dikompres es pada tempat suntikkan untuk membuat rasa nyaman dan mengurangi pembengkakan.
3. Jika injeksi pada paha dalam, maka jagalah kaki tetap lurus selama 12 jam atau lebih. Jika pada daerah leher, perawat akan memeriksa kemampuan menelan dan pernafasan Anda.
4. Setelah tes. Anda bisa kembali ke diet normal. Minumlah cairan untuk membantu mengeluarkan cairan kontras.

Apakah tes angiografi pembuluh darah berisiko?

1. Tes angiografi pembuluh darah tidak boleh dilakukan jika penderita mempunyai penyakit hati, ginjal atau thyroid.
2. Juga tidak boleh dilakukan jika penderita alergi terhadap yodium atau cairan kontras.

Apa yang dimaksud dengan hasil yang normal?

Tes harus menunjukkan sirkulasi yang normal pada pembuluh darah otak.

Apa yang dimaksud dengan hasil yang abnormal?

Perubahan di dalam pembuluh darah otak mendukung adanya kelainan, seperti spasme, plak, fistula, malformasi arteriovenus, atau arteriosclerosis. Penurunan darah ke otak mungkin berhubungan dengan tekanan dalam otak yang meningkat.

Jika ada pembuluh darah otak yang letaknya tidak lazim, maka perubahan ini menunjukkan adanya tumor, daerah pembengkakan, atau penyumbatan aliran cairan spinal. Jika terdapat tumor, tes dapat menunjukkan pembuluh darah yang ada dalam tumor, sehingga dokter dapat mengetahui letak dan asal tumor tersebut.


Myelography

Tes Myelography untuk mengevaluasi tulang belakang yang disebut rongga subarachnoid. Tes Myelography memerlukan penyuntikan cairan kontras khusus. Karena berat cairan kontras lebih berat dari cariran sumsum tulang belakang, maka cairan kontras tersebut akan mengalir di dalam rongga subarachnoid menuju daerah yang bebas pada saat posisi penderita tertelungkup di meja penyinaran yang dimiraingkan ke atas atau ke bawah. Tes Myelographymemungkinkan dokter melihat aliran cairan kontras dan menggambarkan rongga subarachnoid. Dilakukan penyinaran sinar-X untuk mendapat rekamanyang permanent.

Mengapa tes Myelography dilakukan

Myelography dilakukan karena beberapa alas an berikut ini :

1. Untuk menemukan tumor dan herniasi ruas yang dapat menyumbat aliran cairan sumsum tulang belakang parsial atau total.
2. Untuk membantu mendeteksi arachnoiditis, trauma pada jaringan sarfaf tulang belakang.

Apa yang harus Anda ketahui sebelum tes Myelography?

1. Anda perlu berpuasa dan membatasi cairan selama 8 jam sebelum tes Myelography. Jika tes Myelography dijadwalkan siang hari dan kebijaksanaan rumah sakit mengijinkan, maka sebelum tes Myelography Anda boleh minum air putih.
2. Anda akan diberitahu tentang tes Myelography, termasuk siapa yang akan melakukan tes Myelography, dimana dana berapa lama tes Myelography berlangsung (biasanya satu jam atau lebih). Anda perlu rawat inap semalam di rumah sakit.
3. Katakan pada dokter jika Anda alergi terhadap yodium, kerang-kerangan (seperti udang atau kerang), atau cairan kontras yang digunakan pada tes-tes lain. Anda akan diberitahu tentang kemungkinan efek samping dari cairan kontras yang disuntikkan pada tes Myelography. Anda akan merasa sedikit nyeri karena posisi Anda selama tes Myelography dan pada saat memasukkan jarum.
4. Katakan pada dokter jika Anda pernah mengalami kejang. Tepat sebelum tes Myelography, Anda harus melepas semua perhiasanatau benda-benda logam lain yang akan menghalangi sinar-X.
5. Anda akan mendapat bebrapa obat, seperti enema, obat tidur untuk membuat Anda rileks, dan obat untuk mengurangi pembengkakan selama tes.
6. Anda perlu menandatangani surat yang menyatakan persetujuan Anda untuk melakukan tes Myelography. Pastikan untuk membacanya dengan hati-hati dan tanyakan jika ada bagian yang tidak Anda mengerti.

Apa yang terjadi selama tes Myelography?

1. Anda akan dibaringkan di atas meja, dengan dagu menempel pada dada dan lutut menekuksamapai ke perut.
2. Dokter memasukkan jarum pada punggung bawah, di daerah anatara dua ruas. Akan diambil sedikit cairan sumsum tulang belakan untuk pemeriksaan rutin.
3. Perawat akan membaringkan Anda tertelungkup dan memasang tali pengaman pada punggung atas, di bawah lengan, dan pada pergelangan kaki Anda. Anda perlu meluruskan dagu Anda untuk mencegah aliran cairan kontras melewati daerah yang tidak diperiksa.
4. Dokter menginjeksikan cairan kontras dan memiringkan meja sehingga cairan kontras mengalir pada daerah sumsum tulang belakang, Anda akan merasa terbakarsesaat pada saat injeksi. Setelah injeksi Anda akan merasa hangat dan merona, nyeri kepala sebentar, atau terasa asin di mulut, Anda bahkan merasa mual dan muntah.
5. Katakan pada perawat atau dokter jika Anda mengalami nyeri kepala, kesulitan menelan atau pernafasan pendek. Selama tes Myelography Anda bisa beristirahat secara periodic.
6. Dokter mengobservasi aliran cairan kontras dan melakukan penyinaran sinar-X. Setelah didapatkan hasil penyinaran yang memuaskan, dokter menarik jarum. Kemudia perawata membersihkan tempat tusukan dengan larutan antiseptic dan memasang perban.

Apa yang terjadi setelah tes Myelography?

1. Biasanya Anda akan beristirahat di rumah sakit selama 6 sampai 24 jam dan mendapat oabt untuk nyeri. Perawat akan memeriksa ANda setiap setengah jam selama 4 jam dan kemudian setiap 4 jam.
2. Minumlah cairan ekstra. Perawat akan meminta Anda buang air kecil sedikitnya satu kali dalam waktu 8 jam setelah tes Myelography .
3. Katakan pada perawat jika Anda merasa nyeri pada punggung, nyeri kepala,a tau kaku leher. Jika tidak ada komplikasi, Anda bisa pulang dan kemablai ke diet normal da melakukan aktivitas setelah tes Myelography.

Apakah tes Myelography berisiko?

Pada umumnya, Myelography tidak dilakukan jika tekanan otak pada penderita meningkat, alergi terhadapa cairan kontras atau yodium, atau infkesi pada tempat penusukan jarum.

Apa yang dimaksud dengan hasil yang normal?

Tes Myelography dapat menunjukkan letak problem di dalam atau di sekitar jaringan saraf tulang belakang, seperti herniasi ruas dan tumor. Jika tes mengkonfirmasi tumor, penderita langsung dibawa ke ruang operasi.

Myelographydapat membatu menentukan letak atau mengkonfirmasi rupture ruas, penyempitan spinal, atau abses, serta kadang-kadang untuk konfirmasi keperluan pemebedahan. Tes Myelography juga dapat mendeteksi syringomyelia (kelainan yang ditandai pengisin cairan pada rongga di dalam jaringan saraf tulang belakang dan pelebaran sumsusm tulang belakang itu sendiri). Arachnoiditis, dan trauma pada jaringan saraf tulang belakang.



Hipersomnia : Karena Kurang Oksigen

Hipersomnia adalah bertambahnya waktu tidur sampai 25% dari pola tidur yang biasa.

Pola tidur
PENYEBAB

Hipersomnia merupakan gejala yang seringkali menunjukkan kemungkinan adanya penyakit yang serius.
Hipersomnia temporer (sementara) bisa terjadi pada seseorang yang sehat, selama beberapa malam atau hari setelah mengalami kurang tidur atau kelelahan fisik yang luar biasa.

Hipersomnia yang berlangsung lebih dari beberapa hari bisa merupakan gejala dari:
- Kelainan psikis (misalnya kecemasan atau depresi yang berat)
- Pemakaian obat tidur yang berlebihan
- Kekurangan oksigen dan penimbunan karbondioksida di dalam tubuh sebagai akibat dari tidur apneu
- Kelainan otak.
Hipersomnia menahun yang mulai timbul pada usia dini bisa merupakan gejala dari narkolepsi.

GEJALA

Penderita merasa sangat mengantuk dan sering ingin tidur atau bahkan tertidur bukan pada tempatnya dan bukan pada waktunya tidur.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.

Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium, karena hipersomnia bisa disebabkan oleh penyakit tertentu.

Hipersomnia yang baru saja timbul dan penyebabnya sulit dijelaskan, mungkin merupakan akibat dari kelainan psikis (misalnya depresi) atau kelainan neurologis (misalnya ensefalitis, meningitis atau tumor di dalam tengkorak).
Pemeriksaan psikis ditujukan untuk depresi, gangguan ingatan atau tanda-tanda kelainan neurologis.
Pemeriksaan CT scan atau MRI dilakukan pada penderita dengan tanda-tanda kelainan neurologis.

PENGOBATAN

Pengobatan tergantung kepada penyebabnya.





Insomnia (kesulitan tidur)


Insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tertidur, atau gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat terbangun.

Pola tidur

# Insomnia dikelompokkan menjadi: Insomnia primer, yaitu insomnia menahun dengan sedikit atau sama sekali tidak berhubungan dengan berbagai stres maupun kejadian
# Insomnia sekunder, yaitu suatu keadaan yang disebabkan oleh nyeri, kecemasan, obat, depresi atau stres yang hebat.

PENYEBAB
Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan.

Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan.

Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.

Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang.
Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga.
Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur.

Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut.
Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali.
Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur.
Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi.

Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.
Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
- jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat)
- bekerja pada malam hari
- sering berubah-ubah jam kerja
- penggunaan alkohol yang berlebihan
- efek samping obat (kadang-kadang)
- kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer).

GEJALA
Penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan.

DIAGNOSA
Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap:
- pola tidur penderita
- pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang
- tingkatan stres psikis
- riwayat medis
- aktivitas fisik.
Diagnosis berdasarkan kepada kebutuhan tidur secara individual.

PENGOBATAN
Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya insomnia.

Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah normal.

Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik.

Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk mengurangi stres.
Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi.

Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu.


Narkolepsi : Serangan Tidur Pada Jam-Jam Kerja


Narkolepsi merupakan gangguan tidur yang jarang terjadi, yang ditandai dengan serangan tidur berulang yang tak tertahankan pada jam-jam kerja, kelumpuhan dan halusinasi.
PENYEBAB

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi kelainan ini cenderung ditemukan dalam satu keluarga, sehingga diduga merupakan penyakit keturunan.
GEJALA

Gejala biasanya dimulai pada masa remaja atau dewasa muda dan menetap seumur hidup.

Penderita menghadapi serangan kantuk mendadak yang tak tertahankan, yang bisa terjadi setiap saat.
Rasa ingin tidur hanya dapat ditahan untuk sementara waktu; tetapi sekali tertidur, penderita biasanya dapat dengan mudah dibangunkan.

Serangan bisa terjadi beberapa kali dalam sehari, dan setiap serangan biasanya berlangsung selama 1 jam atau kurang.
Serangan lebih sering terjadi pada keadaan yang monoton, seperti rapat yang membosankan atau mengemudi mobil dalam jarak jauh.

Penderita merasakan kesegaran ketika terbangun, tetapi beberapa menit kemudian akan tertidur kembali.

Penderita bisa mengalami kelumpuhan sementara tanpa disertai penurunan kesadaran (keadaan ini disebut katapleksi), sebagai respon terhadap suatu reaksi emosional mendadak, seperti kemarahan, ketakutan, kegembiraan, tertawa atau kejutan.
Berjalan menjadi timpang, menjatuhkan barang yang sedang dipegang atau terjatuh ke tanah.

Penderita juga bisa mengalami episode kelumpuhan tidur, dimana ketika baru saja tertidur atau segera sesudah terbangun, penderita merasakan tidak dapat bergerak.

Halusinasi (melihat atau mendengar benda yang sesungguhnya tidak ada) bisa terjadi pada awal tidur atau ketika terbangun.
Halusinasi ini menyerupai mimpi biasa, tetapi lebih hebat.
DIAGNOSA

Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya, tetapi gejala yang serupa tidak selalu menunjukkan bahwa orang tersebut menderita narkolepsi.
Katapleksi, kelumpuhan tidur dan halusinasi, biasa ditemukan pada anak-anak dan kadang terjadi pada orang dewasa yang sehat.

Elektroensefalogram (EEG), yang merupakan rekaman aktivitas listrik otak, bisa menunjukkan bahwa pola tidur REM terjadi pada saat penderita mulai tertidur. Hal ini khas untuk narkolepsi.

Tidak ditemukan perubahan struktural dalam otak dan tidak ditemukan kelainan dalam hasil pemeriksaan darah.
PENGOBATAN

Obat perangsang (stimulan), seperti efedrin, amfetamin, dekstroamfetamin dan metilfenidat, bisa membantu mengurangi narkolepsi.
Dosisnya disesuaikan agar tidak terjadi efek samping yang tidak diinginkan, seperti kegelisahan, terlalu aktif atau penurunan berat badan.

Untuk mengurangi katapleksi, biasanya diberikan obat anti-depresi, yaitu imipramin.
PENCEGAHAN
Modifikasi gaya hidup yang penting dalam mengelola gejala narkolepsi. Anda bisa mendapatkan manfaat dari langkah-langkah ini:

1. Tetaplah pada jadwal. Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan.
2. Ambil tidur siang. Jadwalkan tidur siang pendek secara teratur sepanjang hari. Tidur siang 20 menit pada waktu strategis sepanjang hari mungkin akan menyegarkan dan mengurangi kantuk selama satu sampai tiga jam.
3. Hindari nikotin dan alkohol. Dengan menggunakan bahan ini, terutama pada malam hari, dapat memperburuk tanda-tanda dan gejala Anda.
4. Dapatkan olahraga secara teratur. Moderat, olahraga teratur setidaknya empat sampai lima jam sebelum tidur dapat membantu Anda merasa lebih terjaga di siang hari dan tidur lebih baik di malam hari.